Senin, 30 Agustus 2010

Berguru Pada seorang FEDERIC KANOUTE

Rasulullah saw pernah bersabda, "Tiap Muslim wajib bersedekah." Para sahabat bertan.ya, "Bagaimana kalau ia tidak memiliki sesuatu?". Nabi saw menjawab, "Bekerja dengan keterampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya, lalu bersedekah" (HR. Bukhari dan Muslim)

inilah yang diperlihatkan oleh seorang Federic Kanoute, untuk memberi kontribusi bagi agama dan saudara-saudaranya yang seiman.

anda suka sepakbola pasti kenal dengan nama ini, pemain kelahiran Eropa ini lahir di Sainte-Foy-les-Lyon, Prancis, 2 September 1977. Ia memulai karier sebagai pemain sepakbola profesional bersama dengan tim lokal Olympique Lyon, bahkan sempat terpilih memperkuat timnas Prancis U-21.
Kemudian ia pindah ke West Ham United pada 2000, mencetak sebanyak 29 gol dalam empat musim kompetisi. Pada 2003, ia bergabung ke Tottenham Hotspur.
Merasa tersentuh dengan apa yang dialami negara asal ayahnya Mali, ia membela timnas Mali pada 2004 dan bermain di Piala Afrika. Ia telah menjaringkan empat gol untuk menghantar timnas Mali lolos sampai semi-final.

Bersama dengan Tottenham selama dua musim kompetisi, ia mampu melesakkan 14 gol ke gawang lawan. Setelah dinilai permainannya dinilai kurang berkembang dan kurang tampil konsisten, ia memutuskan pindah ke Sevilla pada 2005 dengan jumlah bayaran sebanyak 6,5 juta Ero atau 9,66 juta dolar AS.

Kanoute dikenal sebagai muslim yang taat dan kerap bangga menunjukkan identitas keyakinannya itu. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla
ia membeli sebuah gedung untuk masjid di Seville, sebuah kawasan selatan Spanyol, Sebelum dibeli oleh Kanoute gedung tersebut sudah disewakan kepada muslim setempat sebagai kegiatan ibadah ummat Islam. Hanya saat ini sudah habis masa kontraknya sehingga akan ditutup oleh pemiliknya. Oleh striker berumur 30 tahun tersebut gedung itu dibeli lantas dihibahkan kepada muslim setempat.
Kanoute mengeluarkan dana sebesar 700 ribu dollar sekitar 6,5 milyar rupiah kepada pemilik gedung. Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah pendapatan Kanoute selama setahun.
Berkat Frederic Kanoute, sebuah masjid di Spanyol selamat dari ancaman ditutup. Dan wakil dari komunitas islam spanyol berkomentar sesaat setelah kanoute membeli masjid tersebut, "jika tidak ada kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari jum'at lagi, di mana itu adalah hari suci bagi umat muslim"

Ia juga kerap bershalat di ruang ganti pemain. Pemain yang tahun lalu hijrah ke Sevilla dari klub Prancis Lyon pada 2005 dan sukses membawa pulang piala UEFA tahun lalu itu juga sempat menimbulkan kehebohan ketika menolak mengenakan kaos Sevilla yang memuat gambar sebuah situs judi online sebagai salah satu sponsornya. Alasannya, judi diharamkan oleh Islam. Keteguhan sikap Kanoute akhirnya membuat Sevilla memberikan satu kaos khusus dengan tanpa logo sponsor.

Mengenai puasa, Kanoute termasuk pemain yang menolak anggapan bahwa puasa akan menurunkan penampilannya. ”Siapa pun yang mengerti dan memahami Islam memahami bahwa puasa justru menambah kekuatan dan tidak memperlemah,” tegasnya. Dia pun telah membuktikan kebenaran pendapatnya. Pada musim kompetisi tahun lalu, misalnya, ia mampu menjebloskan 20 gol ke gawang lawan. Harian cetak ABC menuliskan, produktivitasnya ini meyakinkan pemilik klub untuk tidak menekannya agar jangan berpuasa ketika pertandingan digelar.

Baru-baru ini Kanoute kembali beraksi, usai menjaringkan bola ke gawang lawan, Kanoute membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan “Palestine”. Ini tentu saja dimaksudkan sebagai dukungan pada Palestina yang tengah digempur oleh pasukan Israel di Gaza.

Aksi itu mendapat simpati dari perdana mentri palestina, meskipun dia sendiri harus menerima kartu kuning dari wasit dan denda Rp 44 juta dari Federasi Sepakbola Spanyol, yang melarang pemain memamerkan pesan politik.

Namun, sanksi itu dijawab kanoute, "Itu adalah sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. setiap orang harus menunjukkan rasa ikut bertanggung jawab manakala terjadi ketidak adilan besar seperti itu. Seratus persen saya bertanggungg jawab atas apa yang telah saya lakukan dan saya tidak peduli dengan sanksi" (denda)

Itulah Kanoute. Di tengah kilatan blitz yang memburu, mendapat hujan pujaan, sukses di lapangan hijau, Kanoute tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Di kampung halamannya, ia mempunyai yayasan yang menyantuni anak yatim. Kini, sebuah masjid pun berdiri dengan torehan namanya.

Saudaraku, 
Perbedaan kemampuan dan keahlian yang Allah berikan kepada masing-masing kita, sesungguhnya adalah sarana yang sangat memungkinkan kita untuk berbagi atau memberi sesuatu manfaat bagi kehidupan ini, bagi banyak orang. Allah sendiri tidak pernah membatasi apa yang harus kita lakukan, namun selalu memperhitungkan apa yang bisa kita berikan. Mungkin seperti apa yang telah diberikan oleh seorang Federic Kanoute bagi agama ini dan orang banyak.

wallahu a'lam Bishawwaf
Dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar